Association by Contiguity


Menurut kamus psikologi artinya adalah prinsip yang menyatakan bahwa apabila dua pengalaman langsung berdekatan bersama-sama waktunya, maka timbulnya satu pengalaman berikutnya akan membangkitkan kejadian lainnya (Chaplin, 2008). 

Contohnya:
Asisten praktikum dan laporan praktikum.
Penjelasannya:
Setiap praktikum selalu didampingi oleh asisten praktikum (pengalaman pertama), setelah proses praktikum berlangsung, maka hal yang pertama dan utama yang harus dilakukan adalah membuat laporan praktikum (pengalaman kedua). Laporan praktikum ini biasanya harus diselesaikan selang dua hari setelah praktikum berlangsung. Kasusnya adalah jika mendapat jadwal praktikum yang berurutan, maka laporan praktikum yang harus diselesaikan pun berurutan juga. Kongkritnya, saat jadwal praktikum selasa dan rabu, maka ngumpulin laporannya adalah kamis dan jum’at, revisian laporan biasanya diberikan sabtu dan senin.

Dan tugas asisten praktikum adalah mengingatkan, merevisi dan menagih laporan praktikum. Jika hal di atas dilakukan secara terus menerus dalam kurun waktu 7 minggu maka hasilnya adalah setiap ngeliat asisten praktikum, persepsi kita langsung tertuju pada laporan praktikum. Bahkan dari jauh pun gesture asisten akan sangat dihafal dan kemudian lebih memilih untuk mencari jalan lain agar tidak bertemu asisten dan tidak merasakan jenis somatoform* yang baru.

Sebenernya aku ngerasain sendiri gimana tiba-tiba mual saat menyadari bahwa di kelas PKP yang duduk di sebelah kanan depan adalah asisten praktikum konseling dan yang duduk di sebelah kiri depan adalah asisten praktikum proyektif. Aku pun memutuskan untuk pindah duduk ke bangku paling belakang.

Get the point?

Moral of the Story :
Sistem pembelajaran paling mudah dimengerti dan dipahami adalah saat merasakan sendiri bagaimana hal yang kita pelajari itu terjadi dalam kehidupan kita, misalnya Association by Contiguity seperti contoh di atas.
______________
*somatoform : keluhan gejala fisik yang berulang-ulang, meskipun sudah dilakukan pemeriksaan medik dan tidak ditemukan kelainan yang menjadi dasar keluhannya. Adanya kemungkinan kaitan antara keluhan fisik dengan problem dalam kehidupan yang dialaminya, misalnya gejala kecemasan dan depesi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Pasta Gio

Bukannya ngerjain laporan praktikum tapi malah wisata kuliner, yah itulah aku. Sebenernya aku juga ragu-ragu waktu di ajakin sama sepupuku si Tanalyna Hasna ikut kesana. Mikir juga gitu, masih punya tanggungan nyelesaiin laporan praktikum konseling, belum belajar pula buat presentasi abnormal. Tapi begitu sepupuku bilang begini saat mention aku di twitter “wwwaaa jgn ndeso plis itu tmpt makan gaoooll gilakkk #alay” aku pun tertantang untuk membuktikan seberapa gaolnya kah tempat makan itu, hhahaha.

Setelah mengantongi izin dari Mas Zak, kita berempat pun berangkat pake si venzy. Gerimis, jadi mellow deh, hhahaha. Ternyata jalannya lumayan juga, di jakal km berapa yaa pokoknya abisnya kali milk dah. Ini sih niat banget, mau maem aja dari bantul ke jakal, itu artinya dari ujung timur ke ujung selatan (padahal gak tau arah, ^^v). Yah, gak papa deh, sekali-kali, mumpung ada yang bayarin, mumpung ada yang ngajak dan mumpung masi penasaran. 

Tempatnya ini masuk-masuk perumahan gitu, tanda jalannya ada lentera merah di sebuah kebun, gelap, horror pokoknya. Begitu nyampe di sana, ternyata parkirannya di kebon, ckckckck. Tralaaaa tempatnya udah penuh, rameeee banget, banyak mobil-mobil keren (berasa masuk showroom). Baru di parkiran aja berasa salpat (salah tempat *mekso ya :p), apa lagi pas masuk tempatnya, wuiiiih, hawanya langsung panas, hhahaha. Terdengar bahasa gaol dimana-mana, orang-orang berbicara bersaut-sautan, terdengar gelak tawa dimana-mana dan yah dari luar orang-orangnya emang eye catching siih.

Pasta Gio namanya, tempatnya sih sederhana banget ya, maksudnya untuk ukuran ‘tempat makan gaol yang dikunjungi orang-orang gaol juga’, tempat ini gak punya dinding, bentuknya lebih mirip rumah joglo dengan pilar yang menyangga tersebar di mana-mana, dan ada satu spot di tengah yang memang agak lebih tinggi di antara yang lain, materialnya dari kayu semua. Di sini open kitchen, jadi semua orang bisa ngeliat gimana sih para chef (duileeee :p) masak orderan pelanggan. Overall, pelayanannya cukup memuaskan, cepet maksudnya cekatan juga waitersnya, gak perlu ngamuk dan bête gara-gara kelamaan nunggu. 

Untuk makanannya, ya lumayan enak, kita berempat mesennya beda-beda, fettuccini beef, spaghetti creamy chicken, spaghetti bolognaise dan fettuccini apaaa gitu namanya (aneh siih :p), jadi lupa deh, hhehe. Ya kalo orang yang nggak biasa maem ginian mungkin awalnya bakal ngerasa eneg, tapi coba deh dicampur sama saos plus lada, jadi lebih ‘ada rasanya’. Urusan budget? Jangan tanya, yaah untuk ukuran makanan yang beginian sih standar ya, sekitar  20 – 30rb rupiah per porsi. 

menus :)
                      

so cozy, right?

ini apa yaa?? lupa namanya, hhehe


Selesai makan, bukannya langsung pulang tapi malah asyik menikmati pamandangan di sana, yah rata-rata emang kawula muda gitu yang makan di situ. Aku sebenernya sempet mau ketawa ngakak, gak tau kenapa rasanya pengen banget ketawa ngeliatin orang-orang di sana, akhirnya aku pun ‘ngrasani’ mereka dengan menggunakan bahasa isyarat*. Abisnya gatel kalo gak ngomongin orang-orang yang ada di sini, hhahaha. Yang paling diomongin adalah bule” dari logatnya sih orang India, physically keliatan siih kalo orang india, 3 cewek dan 1 cowok, salah siapa berdiri di sebelah mejaku, hhaha. Lucu aja ngeliat mereka kadang berbicara bahasa Indonesia sama pegawai di sana. Ternyata mereka gak cuma berempat, tapi serombongan banyak orang gitu. Gak jelas sih, dari mana, tapi pokoknya masuk kategori gaool gilaaak.

Mungkin itu wisata kuliner yang bikin deg-degan, gimana enggak orang kita berempat mungkin termasuk yang paling 'sederhana', cuma pake sandal jepit, kaosan dan yah kalo istilah malang ‘mbambes’ abis pokoknya, hhahaha.
 See you in the next story ;)

* yup bahasa yang digunakan jaman sd dulu, menambahkan huruf v dan huruf vocal yang mengikuti vocal asli, bingung? Ini contohnya: aku = avakuvu, mau = mavauvu, makan = mavakavan :p

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Not Bat an Eye Lid


Artinya kurang lebih begini, ‘tidak tidur sama sekali’. Yayaya, kami, Ainabila K, Melisa DP (dwi putri, bukan dewi persik :p), Rahma Nur Fitria dan saya, mahasiswi semester V psikologi UIN Sunan Kalijaga yang menjadi korban dari perubahan kurikulum *ngeles*. Yang dulunya gak ada praktikum konseling, kini harus menanggung beban untuk mengawali dan menjadi kelinci percobaan di praktikum ini. Akhirnya kami pun merelakan membuang waktu tidur kami yang yah sebenarnya sangat berharga, tapi mau gimana lagi coba??

‘kegilaan’ ini dimulai saat jam 12 dini hari, nyolokin modem ternyata di twitter udah lumayan rame, dan ternyata obrolan berlanjut sampai gak kerasa udah SUBUH. Menertawakan diri sendiri, menertawakan orang lain, membuat perjanjian konyol, ngobrol ngalor-ngidul, menggerutui tugas yang gak kunjung selesai, merencanakan escape dari kelas pagi dan berharap semoga kita tak terjangkit psikosomatis yang sangat nggak banget. 

Serem juga sih gak tidur semaleman, tapi gimana lagi cobaaaa?? Semoga saja pengorbanan dan usaha kita bisa mendapatkan hasil yang setimpal ya teman-teman seperjuangan. Setidaknya kita jadi punya bahan dongeng sebelum tidur untuk anak cucu kita kelak, hhahahaha :p

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Dream, Fight, Faith


Ini mimpi Mas Zak
-          Pengen sekolah lagi
-          Pengen bekerja sebentar terus buka usaha sendiri
-          Pengen punya sekolah

Ini mimpiku
-          Pengen jadi Pengajar Muda
-          Pengen sekolah lagi
-          Pengen punya tempat yang bisa dipakai semua orang untuk belajar, belajar hidup, belajar secara akademis, dan semua belajar lainnya
-          Pengen les masak dan punya toko roti

“Betul! Begitu juga dengan mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar taruh disini, jangan menempel di kening, biarkan dia menggantung, mengambang, 5 centimeter di depan kening kamu. Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apa pun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri. Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu. Dan sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, leher yang akan sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa. Dan kamu akan selalu dikenang sebagai orang yang masih punya mimpi dan keyakinan, bukan cuma seonggok daging yang hanya punya nama. Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja, bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan. Tapi seorang yang selalu percaya akan keajaiban mimpi keajaiban cita-cita, dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkalkulasikan dengan angka berapa pun. Dan kamu nggak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya.” (5cm – Donny Dhirgantoro)

Yuk, buat semua orang yang baca tulisan ini, kita berjuang bersama-sama, saling memberi semangat, saling mengingatkan, saling menguatkan dan saling mendoakan. Bismillah ^^

“Tinta bagi seorang pelajar lebih suci nilainya daripada darah seorang martir” (Muhammad SAW)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

12 White Choc, Brandy & Macadamia Balls

Ceritanya kemaren ada tetanggaku pulang dari kuliah di Australia, nah sepupuku si Tanalyna Hasna melancarkan aksinya untuk minta oleh-oleh dari sana. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba ada mbak-mbak nganterin bingkisan, isinya magnet yang biasa buat kulkas sama jajan. Nah ini dia 12 White Choc, Brandy & Macadamia Balls, dari tampilannya sih kayaknya ih waw, bentuknya bullet terus bertaburan entah keju entah kacang.

12 White Choc, Brandy & Macadamia Balls











Sebenernya aku gak terlalu pengen makan makanan ini, gak tau kenapa ya gak pengen aja, cuma liat sekilas trus udah aku tinggal lagi. Tapi pas malemnya tanteku nyuruh aku makan itu, lama-lama ya penasaran juga sih. Begitu gigitan pertama langsung cleng, gigiku ngilu, legit banget rasanya maniiiiis banget hampir menuju ke arah eneg. Rasanya itu kue coklat putih lunak trus rada ada rasa kacangnya gitu, aneh sih menurutku. Gigitan pertama aku telen, yang lainnya gak tau kenapa gak nafsu ngabisin. Emang sih pas aku liat bungkusnya aku cari-cari logo Halal gak ketemu. Mungkin ini kali ya yang bikin aku gak nafsu. 

Mungkin karena ini atau gak tau karena apa, hari ini aku bangun pagi perutku langsung gak enak banget, mules-mules kaya’ mau diare. Ada dua kemungkinan mengenai kemulesanku saat ini, pertama karena semalem aku lupa nutup jendela, gak selimutan dan ternyata semaleman ujan deres banget. Dan yang kedua karena telanjur mencicipi makanan aneh yang ternyata juga gak berlabel Halal. Ya ALLAH, ampuuuun. o.o

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Autochthonous vs Foreigner


Berhubung malem minggu ditinggalin entah kemana, daripada jadi galau nangis-nangis gak jelas, mending aku certain pengalamanku beberapa waktu yang lalu. 

Bermula saat beberapa hari lalu, tepatnya 1 desember, ada pemberitahuan kalau temen SMA *baca: aliyah, dulu mau mampir ke jogja setelah perjalanan study visit ke Jakarta. Oke, berhubung aku orangnya sangat menjunjung tinggi asas pertemanan *halaah, setelah pulang kelas seminar aku langsung meluncur nemuin mereka. Setelah sempet kebingungan karena mereka berdua nyasar nyari masjid gedhe keraton, akhirnya aku memutuskan untuk memilih tempat janjian lain yang lebih jelas dan terbuka, depan benteng vredeburg pun dipilih. Catch you, itu dia akhirnya ketemu juga sama Neyla dan mamake. Setelah cipika-cipiki dan sedikit bercerita tentang fabulous twilight waktu itu, aku mengantarkan mereka jalan-jalan ke malioboro.

Baru masuk pasar senthir, udah berhenti, maklum lah yaa cewek-cewek, berhubung aku yang ditanyain tentang harga dan lain-lain malah gak ngerti, mereka jadi jalan-jalan sendiri deh. Karena masih agak sorean, jadi pasarnya belum begitu rame, aku pun cuek aja berdiri di tengah jalan sambil ngawasin mereka dan sesekali ngobrol dengan teman baru. Tiba-tiba aku ngerasa ada yang memukul betisku, setelah kutengok ke belakang ternyata ada seorang ibu tengah baya yang berjalan dengan menggunakan bantuan payung ngomel-ngomel. Entah siapa dan kenapa tiba-tiba ibu itu ngomel-ngomel, suaranya gak jelas, aku jadi ngerasa serba salah. 

Lagi mikir beberapa kemungkinan kenapa ibu itu ngomel-ngomel, tiba-tiba ada wisatawan asing yang lewat dan gak sengaja nyenggol tas temen di depanku, secara spontan ‘masnya’ itu bilang ‘sorry’, suaranya pelan dan dengan raut muka menyesal, padahal bukan sepenuhnya salah dia juga udah nyenggol-nyenggol, lagian nyenggolnya juga dikit doang. Aku langsung inget kejadian waktu maen ke taman sari sama Mas Zaak, waktu itu kita lagi maen-maen di jendela ‘ruang pengintaian raja’, berniat ngusilin orang yang lewat di depan jendela dengan mengagetkan mereka, belum sempet rencana terlaksana, kami udah ketawa-ketawa heboh duluan, dan tiba-tiba ada wisatawan asing yang lewat dan sedikit terkejut lalu noleh ke arah jendela, kami pun jadi malu dan rikuh, eh wisatawan itu malah tersenyum dada-dada ke arah kami sambil bilang ‘hello’. 

Moral of the Story
Saat sedang berada di tempat umum, lihatlah situasi dan kondisi sebelum melakukan sesuatu, agar jangan tidak terlihat konyol di depan orang lain. Selain itu, tanggapan orang atas apa yang kamu lakukan itu bisa beda-beda, bergantung latar belakang si penanggap, apalagi kalau udah beda budaya. Kadang kita bisa jadi orang yang sangat ramah, tapi di suatu waktu yang berbeda kadang kita kalah ramah dari wisatawan asing. Intinya be aware ;)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

We Need More Than One Plan..!!

Apa yang paling menyebalkan saat mau pulang kampong? Ya, saat kamu udah bela-belain cari oleh-oleh, di jalan ngebut pula, begitu masuk ke parkiran, bayar uang parkir inap dan berjalan ke loket tapi ternyata moda transportasi yang kamu cari dan kamu butuhin saat itu di cancel..!! Emosi gak? Emosi gak? Emosi kan?? Ini nih yang pernah aku rasain saat pulang kampung. 

Gak tau kenapa hari itu aku tiba-tiba berubah jadi anak yang baik, yang rencananya gak pengen pulang mendadak pengen pulang, yang biasanya pulang cuma minta duit tapi dari sini gak bawa oleh-oleh tiba-tiba jadi bawain oleh-oleh buat orang di rumah, pokoknya udah siap dan niat bangetlah kalo mau pulang. Eh, begitu nyampe di stasiun dengan pd.nya pesen tiket ke mbak.nya menyebutkan tujuan dan nama kereta, begitu mbak.nya bilang “Maja di batalin, Mbak”, aku langsung bengong, “hhaaah?”, dengan entengnya mbak penjaga loket itu nunjukin pengumuman yang dipasang di kaca loket. Aku baca dalam hati “Madiun Jaya hari ini DIBATALKAN..!!” sumpah mangkel minta ampun, rasanya pengen ngamuk, pengen marah-marahin mbak.nya, tapi apa daya berhubung aku manusia normal cuma bisa bilang “yaaaah”. 

Aku pun kalut, mau balik ke rumah di jogja, sayang duit parkir inapnya, mana malu juga sama tukang parkirnya, masa’ belum ada lima menit udah diambil lagi motornya, kan tadi aku udah pesen buat masukin motorku ke dalem. Sayang juga TelaCake.nya, di sini juga gak bakal ada yang maem, mana kemaren bela-belain beli sari kurma buat babe lagi. Sepuluh menit kemudian aku masih mikir-mikir beberapa kemungkinan yang bisa aku lakukan untuk terhindar dari rasa malu dan ke.mubadzir.an. Oke, akhirnya lima menit kemudian aku berhasil memutuskan sesuatu. Pilihan yang belum pernah aku lakukan sebelumnya, rencana B yang datang dadakan demi menyelamatkan TelaCake, Sari Kurma dan muka dari rasa malu. Akhirnya aku pun memutuskan untuk naik Prameks, turun di balapan dan kemudian oper bis untuk melanjutkan perjalanan. 

Sampai di Balapan aku pun memilih naik becak ke terminal. Sampai di sana langsung naik salah satu bis jurusan SURABAYA (hhehe). Untung masi banyak yang kosong. Waktu ditarikin karcis aku ngasi uang 20ribuan, satu-satunya uang yang tersisa di dompetku, berhubung aku rada-rada ngantuk aku jadi gak perhatiin kembalian dari kondekturnya. Ternyata setelah aku cek, lho kok cuma di kasi kembalian 3ribu? Aku ngelirik ibu-ibu yang duduk di sebelahku, lah bukannya ibu ini tadi ngasih uang 7ribu terus dikasi kembalian ya (aku denger ibu itu bilang turun di mana, gak terlalu jauh lah dari terminal tempatku turun nanti). Jangan-jangan ini kondektur ngira aku ngasi uang 10ribuan, helloooo warna ijo beda kali sama warna pink ke.ungu.an..!!! Wajah Oto Iskandar Di Nata dan Sultan Mahmud Badaruddin II juga beda kali maaaaaass..!!! Berhubung emosi dan panik.ku udah habis di Lempuyangan, hawanya lagi panas juga (padahal aku naik yang bis AC lho, atau emang aku.nya aja yang lagi bertanduk?) akhirnya aku pun pasrah. Untung ntar di terminal di jemput Babe.


Moral of the Story :
Saat memutuskan untuk bepergian, selalu siapkan beberapa rencana untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti situasi yang terjadi di atas. Dan jadilah orang yang assertive, aware ketika hak-hakmu dipermainkan (halhaaah??!!), berhubung aku orangnya males ribut  ya begitulah jadinya, 10ribu melayang dengan entengnya, sampai hanya tersisa 3ribu di saku.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS