`Slapped` by a Teen at Orphanage


Hhmm… I’ll tell you my new story, that it’s really makes me shocked. I feel like slapped accidently  and learn a lot of things from this incident. This is the story…

Wednesday, 25 May 2011
I’ve tell you before, that I have a lot of final assignment in this semester, the one is a should make an analyze people’s problem, make it’s psychopathology paradigm and axis paradigm. Do you remember that I haven’t a subject yet? So, I tried to looked at an orphanage near my aunt’s house. Yes, I got it. With my friend, Winda, we went to there after class. In a few minutes, we met the two teenagers, and we immediately took one by one of them.
My subject, invited me to go with him to second floor at the orphanage. Actually, I don’t know how to start the conversation, because I never met with her before, but I tried to make a soft conversation. You know, that we must make a recorded conversation with the subject, so I hid my mp4 in my bag, because I worried that she feel not comfortable if I tell her I recorded this conversation. So far so good the conversation going smoothly, I don’t know what I thought that time because I let my mp4 out of my bag, and when I’ll end the conversation she took my mp4 by force quickly, I shocked. She reprimanded me and hold back my mp4 and she said that will give back to me after maghrib prayer.
After maghrib, she asked me to go the second floor. I went there and she still reprimanded me, why I didn’t tell her if I must record the conversation. I feel guilty a lot in this moment. She told me that I may not do that again (recorded without permission), the only thing that I can do is say yes to her. And he asked to me some requisite that should I do, this is the list that should I do to her:
-          Praying at midnight every Monday night and Thursday night
-          Fast for a week
-          Breakfast with her once time

From this incident I learn that we may do not took information from the other people without permission, especially if we need to record it. The people’s personality are definitely different each other, because majority  peoples that stay in orphanage is a people with big problem, for example is came from a broken home and it makes them be a people with hard character, so we must respect it.
You must be an honest man, tell the truth although it pain.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Freeze Me Slowly (?!)


A strange headline, isn’t? Yes, I think so. You know what? I think I suffer from boredom in this semester. So many things that should I do, especially final assignment and the extracurricular organization that makes me `sick`. This is the list… 

MetoPen Kualitatif : Research thick description in Beringharjo Market
Psikologi Klinis : Assessment klien, and I think it’s so crowd (I haven’t a subject yet..!!)
Psikologi Eksperimen : practicum, makes me can’t skip a day without think the design experiment that should we do trying it to the subjects and the report..!!
Fiqh, Ushul Fiqh : syari’ah finance.         
Konstruksi Alat Ukur Psikologi : make a psychology scale.
Psikologi Agama : Self-Reflection for Childhood religion.
BEM : my first edition for madding need more preparation (a lot).
And so on…

Oke, I know that’s my responsibility as student in college. But, I can’t handle my unconsciousness that still want to playing (hhahaa, sounds like a childish, isn’t it??). I feel dizzy when I see that list, it’s makes me stuck, can’t move everywhere, and the important things is I CAN’T THINK CLEARLY.

And I don’t care what you think about me, I just need a holiday to refresh my mind and my energy. I JUST NEED HOLIDAY AND YOU, Mas Zaak..!!

That's why i use that headline. all of these makes me freeze slowly..
Aaarrrgggghhh……..!!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Yes, We Did It..!!

Gara-gara kemaren heboh berita tentang kelulusan, aku jadi pengen menulis sedikit tentang situasi hari itu di MAN 3 Malang.
Tepatnya Senin, 15 Juni 2009.
Hari itu aku sama sekali tak berani keluar El-Bash, aku cuma bisa berdo’a, ribut nyari pinjeman baju batik (akhirnya dapet punya Diniyatus Saidah) dan rok (dapet punya Widdia Lesmawati), dan akhirnya terlibat pembicaraan yang lumayan heboh dengan teman-teman sekamar, dan teman-teman lain yang datang berkunjung, apalagi kalau bukan membahas tentang kelulusan. Mulai dari membahas issue tentang apakah ada yang gak lulus atau tidak, mengenang kembali masa-masa sederetan ujian, bahkan seingetku waktu itu masih sempet membahas gossip artis. Bukannya tak peduli atau tak khawatir, obrolan ini setidaknya bisa sedikit mengalihkan perhatian kami saat itu dari kecemasan menanti pengumuman kelulusan.
Aku tak terlalu ingat tepatnya jam berapa kami di instruksikan untuk berkumpul di masjid Al-Falah. Tapi yang jelas saat itu sudah siang, mungkin sekitar jam 11 siang. Akupun keluar El-Bash, dengan perasaan yang tak karuan, dan bertemu teman-teman yang lain berjalan ke satu arah yang sama. Sesampainya di masjid, aku dan teman-teman yang lain diberi waktu untuk melakukan sholat sunnah sebelum kemudian mendapatkan pengantar dari para guru. Saat pengumuman pun tiba, aku dan teman-teman yang lain berkumpul sesuai dengan kelas masing-masing. Setelah mendapatkan sedikit pengarahan dari wali kelas al-Ustad Gunawan, kami diberi selembar kertas yang berisikan PIN untuk membuka pengumuman secara online di web MAN 3 Malang.
Begitu membuka web ada sebuah kata sambutan dari tim puskom. Isinya kurang lebih seperti ini, “tahun ini merupakan tahun yang berat bagi kita semua, kami tim puskom…”. Sebuah kata pembuka yang bagiku cukup menyayat. Bagaimana tidak, ternyata memang ada beberapa teman kami yang belum lulus UN saat itu. Jujur saja, saat itu perasaan jadi tak karuan. Senang, sedih, takut dan yang lain bercampur jadi satu. Mereka bersekutu menjadi sebuah perasaan yang tak terdefinisikan.
Yang perlu aku sampaikan disini adalah betapa hebatnya teman-temanku yang saat itu belum lulus. Mereka adalah orang-orang yang berdaya juang tinggi. Yah, lihatlah beberapa teman, yang ku dengar sekarang mereka jadi aktivis di kampus masing-masing, mereka berprestasi di bidang masing-masing, baik akademik maupun non akademik. Yes, mungkin akan terdengar sangat klise, tapi memang benar, sebuah kegagalan bukanlah penghambat kesuksesan seseorang. Justru dengan kegagalan inilah semangat baru akan muncul. Karena yang paling penting dari semua ini adalah pemaknaan pada proses pembelajaran, bukan hasil akhir. Pemaknaan proses pembelajaran ini akan memberikan kekayaan dan memperkuat karakter bagi kita, sedangkan hasil akhir bukanlah sebuah jaminan mutlak keberhasilan seseorang.
Jadi, jangan pernah menyerah saat kita menghadapi kegagalan, apapun itu. Percayalah bahwa itu akan memperkuat kita dan akan membawa kita ke jalan yang lebih baik dan mempermudah perjuangan kita. Bukankah ALLAH telah berjanji bahwa akan selalu ada kemudahan di balik setiap kesulitan yang dihadapi [Al-Insyirah: 5-6]. So, keep fight guys.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

`Bertelur` di Pantai Depok 7-8 Mei 2011 .. ;)

Setelah sebelumnya sempat memutuskan untuk tidak lagi berkecimpung di dunia organisasi gara-gara merasa trauma karena `pengalaman nano-nano` waktu di MAN 3 Malang dulu, akhirnya terpatahkan juga janji itu. Yah, mau bagaimana lagi SK Rektor sudah di tangan dan ternyata ada namaku di sana. Good. Sepertinya saya harus siap dengan segala kemungkinan terburuk tidak punya banyak waktu lagi untuk bermain-main. Huwaaaaaah.
Buktinya, sabtu pagi jam 8 udah harus stand by di SC hearing sama perwakilan kelas, jam 10 harus balik ke kampus role-play praktikum eksperimen, jam 3 sore balik lagi ke kampus buat raker dan rencana malam minggu saya jadi berantakan, padahal baru aja ruju’. Tabahkan hatiku.
Yes, acara inti dimulai jam 7 malam di sebuah tempat bernama ‘Palm Beach’. Sebuah tempat makan lesehan dengan viewnya langsung ke Pantai Depok. FYI, tiba-tiba saja campnya BEM PSI jadi pusat pembukaan, mulai dari BEM F, BEM Sosiologi dan SEMA F berdatangan. Sempat kebingungan karena sebagai koordinator acara, aku tak punya plan B, plan C ato plan Z. Tak apa, dengan sedikit improvisasi acara bisa dihandle kok. Beberapa saat menunggu para ‘petinggi’ yang diundang, meskipun akhirnya hanya satu orang yang datang a.k.a PD II, acara dilanjutkan di tempat masing-masing.  
Setelah menerima petuah dari demisioner, RAKER dimulai sekitar jam 10 malam dengan sidang komisi. Sebagai koordinator komisi B alias media komunikasi dan informasi, aku pun langsung mengambil tempat yang pewe alias posisi wenak. Suasana raker rame banget, jelas aja, di pingginya laut jadi harus kenceng-kenceng kalau ngomong gak mau kalah sama suara ombak. 2 x 15 menit pertama, belum menghasilkan banyak keputusan. Sempat adu argument akhirnya sidang diperpanjang 2 x 15 menit. Jam 11 tepat harusnya sidang komisi selesai, tapi nyatanya masih ada komisi yang belum selesai membahas program kerja. Berhubung komisiku sudah selesai, aku mulai curi-curi kesempatan untuk mundur ke belakang, berbekal sebuah hp berharap bisa menelpon seseorang nun jauh di sana. Hhehe.
Midnight, sidang pleno di gelar. Komisi A maju ke depan untuk mempresentasikan program kerjanya. Baru dapet dua program kerja, harus dibawa mundur lagi untuk direvisi dan dilengkapi. Giliran komisiku maju. Deg deg deg. Ada lima program yang harus aku jelaskan, bismillah. Saingan sama suara ombak selama sejam lebih membuat suaraku jadi serak-serak becek dan harus berkali-kali menegak segelas air putih saat presentasi berlangsung. Setelah semua program mendapat banyak feedback dari peserta raker yang lain akhirnya program kerja komisi B ‘dibungkus’. Lanjut ke komisi C, ini sama aja kayak komisi A, baru dapet dua program kerja, harus dibawa mundur dan dilengkapi lagi. Komisi A pun maju, tapi baru juga bahas satu program lanjutan udah musti mundur dan dilengkapi lagi. Komisi C maju, setelah lumayan alot, akhirnya program komisi C ‘dibungkus’. Jam menunjukkan pukul setengah 3 pagi. Komisi A pun maju lagi untuk ketiga kalinya. Dan mayoritas peserta raker udah tidak berbentuk lagi, alias berserakan di lantai. Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, kuikuti presentasi komisi A. Tak bertahan lama, akhirnya kuikuti presentasi sambil tiduran dan nge-meal. Beberapa program perlu waktu yang lumayan lama sebelum akhirnya bisa dibungkus. Jam 3 lebih, mataku semakin berat, dan sisa peserta raker yang bertahan tinggal 8 orang termasuk aku. Dinginnya angin pantai membuatku semakin merapatkan jaket. Dan aku mulai mendengarkan presentasi sambil merem, sesekali menimpali seperlunya.  Sampai subuh, aku masih mendengar beberapa suara berdebat tentang nama program kerja. Dan akhirnya aku memutuskan untuk bangun lagi setelah benar-benar tak bisa tidur.
Overall, semua berjalan lancar dan memang cukup alot. Minimal perlu sejam untuk meng-goal-kan lima program kerja dan perlu adu argument yang lumayan. Tapi tak masalah, namanya juga proses belajar. Emang perlu gontok-gontokan yang kayak gini. Selain untuk melatih mental juga menambah pengalaman, biar kedepannya kita punya banyak dasar yang insyaAllah bakal terus kepake’. Yang penting kita harus sama-sama gak boleh ‘mutungan’ dan sama-sama maklum kalau baru belajar.
Selamat dan Semangat Bekerja Kawan.. ;)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS